Tipe Kandang Ayam
Kandang
serta peralatan yang ada di dalamnya merupakan sarana pokok untuk
terselenggarakannya pemeliharaan ayam secara intensif, berdaya guna dan
berhasil guna. Ayam akan terus menerus berada di dalam kandang, oleh
karena itu kandang harus dirancang dan ditata agar menyenangkan dan
memberikan kebutuhan hidup yang sesuai bagi ayam-ayam yang berada di
dalamnya. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah
pemilihan tempat atau lokasi untuk mendirikan kandang serta konstruksi
atau bentuk kandang itu sendiri. Berdasarkan konstruksi kandang, kandang
dapat dibedakan menjadi:
Kandang batere. Kandang
ini menggunakan sistem alas berlubang atau kawat. Kandang batere adalah
sangkar segi empat yang disusun secara berderet memanjang dan bertingkat
dua atau lebih (North, 1994). Kandang batere berbentuk kotak yang
bersambung satu dengan yang lain terbuat dari kayu, bambu atau kawat.
Masing-masing kotak berukuran lebar 30 sampai 35 cm, panjang 45 cm dan
tinggi 60 cm. Lantai kandang baterai letaknya agak miring ke salah satu
sisi sekitar 6-7 cm. Ada beberapa bentuk kandang baterey antara lain;
Single deck (kandang batere 1 tingkat), Double deck ( kandang batere 2
tingkat), Triple deck (kandang batere 3 tingkat), Four deck dan Five
deck hampir sama dengan Triple deck tetapi menggunakan 4 dan 5 tingkat.
(North, 1994).
Sistem kandang baterai bertujuan
agar ayam tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dengan demikian
energi dimanfaatkan untuk metabolisme tubuh, khususnya untuk ayam
memproduksi telur (Anggorodi, 1985). Kebaikan kandang sistem batere
adalah kandang lantai kandang yang selalu bersih karena kotorannya jatuh
ke tempat penampungan, peredaran udara lebih lancar, dapat menampung
ayam lebih banyak, pengontrolan penyakit lebih mudah dan dapat
menimbulkan penyakit Coccidiosis, serta konversi pakan lebih baik.
(North, 1984; Akpobame dan Fanguy, 1992). Penggunaan kandang sistem
batere memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem
litter, memerlukan penanganan ekskreta secara serius serta dapat
menyebabkan lepuh dada dan cacat kaki.
Kandang postal.
Kandang dengan tipe litter adalah suatu tipe pemeliharaan unggas dengan
lantai kandangnya ditutup oleh bahan penutup lantai seperti sekam padi,
serutan gergaji, tongkol jagung, jerami padi yang dipotong-potong, serta
dapat digunakan kapur mati yang penggunaannya dicampurkan dengan bahan
litter (Sudjarwo dan Indarto, 1989). Litter yang baik harus dapat
memenuhi beberapa kriteria yakni : memiliki daya serap yang tinggi,
lembut sehingga tidak menyebabkan kerusakan dada, mempertahankan
kehangatan, menyerap panas, dan menyeragamkan temperatur dalam kandang
(Sudjarwo, 1989). Bahan litter yang efektif adalah bersifat daya serap
air (absorben) tinggi, bebas debu, sukar untuk dimakan ayam, tidak
beracun, murah, mudah diangkut dan diganti, serta tersedia melimpah.
Sainsburry (1995) menyatakan bahwa litter harus menimbulkan kenyamanan
bagi unggas dan terbebas dari parasit dan bakteri yang dapat menyebabkan
infeksi pada unggas. Pengawasan terhadap kualitas litter sangat penting
untuk kesuksesan manajemen perkandangan unggas. Kesalahan manajemen
tempat minum atau karena ventilasi kandang yang buruk adalah penyebab
utama meningkatnya kelembaban litter yang pada akhirnya adalah
terjadinya akumulasi amonia (Daghir, 1995).
Kandang litter juga memiliki
kelebihan yaitu: pertama dapat memberikan hasil yang memuaskan, baik
kuantitas (bobot badan) maupun kualitas daging, kedua dapat
menghindarkan ternak ayam menderita lepuh dada atau pembengkakan tulang
dada (Breast Blister), memudahkan didalam pengelolaan yakni seperti
pembersihan dan pembuangan kotoran, serta dapat menghemat tenaga kerja.
Kandang panggung.
Akpobome dan Funguy (1992) menyatakan bahwa broiler yang dipelihara pada
kandang panggung memiliki bobot badan yang lebih rendah tetapi konversi
pakan yang lebih baik dibandingkan broiler yang dipelihara di atas
lantai sekam.
Sinurat et al., (1995)
menyatakan bahwa terjadi penurunan pertambahan berat badan ayam broiler
yang dipelihara pada lantai kawat setelah berumur 5 - 6 minggu dibanding
broiler yang dipelihara pada lantai sekam, Hal ini terjadi karena
semakin tinggi bobot badan ayam gesekan antara tubuh dengan kawat
semakin tinggi yang mungkin menyebabkan stress bagi ayam yang dipelihara
di atas lantai kawat.
Kandang panggung berlantai kawat
menyebabkan lebih banyak kerusakan kaki dan kelainan bentuk kaki
dibanding lantai litter. Masalah pada kaki menyebabkan turunnya produksi
pada ayam petelur (Anderson, 1994). Kejadian lepuh dada broiler pada
kandang panggung dua kali lebih banyak dibanding pada lantai litter
(Akpobome dan Funguy, 1992).
Kebaikan dari kandang panggung
yaitu memiliki ventilasi yang sangat baik bagi ayam di dalamnya, sebab
udara bertiup melalui seluruh bagian tubuh ayam. Keuntungan lain dari
penggunaan kandang panggung adalah kemudahan dalam mekanisme kandang,
tidak diperlukan biaya untuk pembelian litter dan mengurangi kontak ayam
dengan feses (Hypes et al, 1994).
DAFTAR PUSTAKA
Akpobome, G. D and R. C. Funguy.
1992. Evaluation of Cage Floor System of Production of Comercial
Broiler. Poultry Science. Vol. 71: 274.
Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Makanan Ternak Unggas. UI Press. Yogyakarta.
Daghir, N. J. 1995. Poultry
Production in Hot Climate. Faculty of Agriculture Sciences United Arab.
Emirates University. Al-Ain UEA. Cab. International.
North, M. O. 1984. Comercial Chicken Production Manual. 3rd Ed. Avi Publ. Co. Inc. West Port Connecticut.
Sainsburry, D. 1995. Poultry
Health and Management. Chickens Turkeys, Ducks, Geese, Quile. 3rd ed.
University of Cambridge. United Kingdom.
Sinurat, A. P., D. Zainuddin dan
R. Dharsono. 1995. Pengujian Penampilan Biologi Ayam Pedaging Strain
Hybro pada Lantai Litter dan Kawat. Ilmu dan Peternakan.
Eki. Maura,
2011.http://ketekdekil.blogspot.com/2011/02/vaksinasi-dan-pencegahan-penyakit-pada.html.
Diakses Pada Tanggal 20/07/2013, Sumedan,
Jawa Barat,
Indonesia.