Teori Organisasi
Teori
organisasi merupakan teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi.
Salah satu kajian teori organisasi, di antaranya membahas tentang bagaimana
sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi
organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang di dalamnya maupun lingkungan
kerja organisasi tersebut.Teori organisasi pertama kali muncul pada abad ke-19
karena pengaruh Revolusi Inggris. Secara umum,teori organisasi merupakan
rangkuman konsep, ikhtisar, tinjauan, dan pendapat yang berkaitan dengan metode
pemecahan masalah organisasi agar mampu mencapai tujuannya secara efektif dan
efisien.
Berdasarkan
perkembangan yang dialaminya, teori organisasi selalu mengalami evolusi dari
masa ke masa. Secara garis besar, evolusi teori organisasi bisa dibedakan ke
dalam tiga kelompok, yakni teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik,
dan teori organisasi modern.
Teori
Organisasi Klasik
Dalam teori organisasi klasik ini, dinyatakan bahwa sebuah organisasi terdiri atas empat unsur pokok, yakni sebagai berikut.
- Kegiatan yang tersistem dan terkoordinasi.
- Adanya sekelompok orang dengan spesialisasi tertentu.
- Kerja sama antara sekelompok orang dengan spesialisasi yang berbeda.
- Adanya kekuasaan dan kepemimpinan yang mengendalikan sistem tersebut.
Para
penganut teori organisasi klasik meyakini bahwa organisasi bergantung pada
kekuasaan, saling melayani, doktrin, dan disiplin. Teori organisasi klasik
kemudian berkembang menjadi tiga aliran, yaitu teori birokrasi, administrasi,
dan manajemen ilmiah.
Teori
Organisasi Klasik 1 – Teori Birokrasi
Teori organisasi birokrasi berkembang dalam ranah ilmu sosiologi dan menekankan pada aspek legal-rasional. Legal dalam hal ini dimaknai sebagai bentuk wewenang yang dirumuskan dengan jelas berkaitan dengan aturan prosedur dan peranan masing-masing elemen. Sementara rasional, mengacu pada suatu tujuan yang jelas dan ditetapkan bersama.
Salah satu tokoh pengusung teori organisasi klasik adalah Max Weber (21 April 1864-14 Juni 1920), seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog Jerman. Dalam salah satu karyanya yang terkenal, The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism dan The Theory of Social and Economic Organization, Weber menjelaskan mengenai karakteristik birokrasi yang tersusun atas hal-hal berikut ini.
Teori organisasi birokrasi berkembang dalam ranah ilmu sosiologi dan menekankan pada aspek legal-rasional. Legal dalam hal ini dimaknai sebagai bentuk wewenang yang dirumuskan dengan jelas berkaitan dengan aturan prosedur dan peranan masing-masing elemen. Sementara rasional, mengacu pada suatu tujuan yang jelas dan ditetapkan bersama.
Salah satu tokoh pengusung teori organisasi klasik adalah Max Weber (21 April 1864-14 Juni 1920), seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog Jerman. Dalam salah satu karyanya yang terkenal, The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism dan The Theory of Social and Economic Organization, Weber menjelaskan mengenai karakteristik birokrasi yang tersusun atas hal-hal berikut ini.
- Pembagian kerja.
- Hirarki wewenang.
- Program rasional.
- Sistem prosedur.
- Sistem aturan hak kewajiban.
- Hubungan antarpribadi yang bersifat impersonal.
Teori
Organisasi Klasik 2 – Teori Administrasi
Teori
administrasi dalam teori organisasi klasik menekankan pada aspek makro
dan praktik langsung manajemen. Beberapa tokoh pengusung teori administrasi
adalah Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta James D. Mooney dan
Allen Reily dari Amerika.
Dalam
buku Admistration industrtrielle et Generale karya Henry Fayol (terbit
1916), misalnya, industrialis asal Prancis itu menyebutkan bahwa
semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6(enam) kelompok,
yakni:
- kegiatan-kegiatan teknikal;
- kegiatan-kegiatan komersial;
- kegiatan-kegiatan financial;
- kegiatan-kegiatan keamanan;
- kegiatan-kegiatan akutansi; dan
- kegiatan-kegiatan manajerial.
Selain
itu, Fayol juga menyatakan bahwa terdapat 14 dasar yang menjadi kaidah
perkembangan teori administrasi. Kaidah manajemen tersebut terdiri atas
pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah,
kesatuan pengarahan, mendahulukan kepentingan umum, balas jasa, sentralisasi,
rantai skalar, tata tertib, keadilan, kelanggengan personalia, inisiatif, dan
semangat korps.
Sementara
itu, James D Mooney dan Allen Reilly berpendapat bahwa koordinasi memegang
peranan penting dalam sebuah perencanaan organisasi. Sebuah organisasi harus
menerapkan tiga prinsip utama, yakni sebagai berikut.
- Prinsip koordinasi.
- Prinsip skalar dan hirarki.
- Prinsip fungsional.
Teori
Organisasi Klasik 3 – Teori Manajemen Ilmiah
Berbeda
dengan teori administrasi, manajemen ilmiah lebih memusatkan teori organisasi
pada aspek makro organisasi. Teori ini banyak berkembang di Mesir, Cina, dan
Romawi. Salah satu tokoh pengusung teori ini, FW Taylor, memberi definisi
teori manajemen ilmiah sebagai seperangkat mekanisme untuk meningkatkan
efesiensi kerja.
Lebih
jauh, FW Taylor menjelaskan bahwa organisasi memiliki empat kaidah, yaitu
sebagai berikut.
- Metode-metode kerja dalam praktik mulai digantikan dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang benar.
- Agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya, perusahaan harus rutin mengadakan seleksi, latihan-latihan, dan pengembangan para karyawan secara ilmiah,
- Agar para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah, pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan.
- Perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik dan tercapainya manfaat manajemen ilmiah.
Teori
Organisasi – Teori Neoklasik
Aliran
teori organisasi Neoklasik muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap
teori organisasi klasik, ketiga teori organisasi yang tergabung dalam teori
organisasi klasik tersebut dinilai sangat kaku dan mengabaikan hubungan
manusiawi. Teori organisasi neoklasik memberi perhatian khusus pada aspek
psikologis dan sosial pada diri anggota organisasi, baik sebagai individu
maupun kelompok kerja.
Salah
satu pencetus teori ini adalah Hugo Munsterberg, tertuang dalam bukunya, Psychology
and Industrial Effeciency yang terbit pada 1913, dan dinilai sebagai rantai
penghubung evolusi teori manajemen ilmiah menuju neoklasik.
Teori
Organisasi – Teori Modern
Teori
organisasi klasik dan teori organisasi neoklasik ternyata dinilai belum
memuaskan untuk tuntutan manajemen modern. Banyak kelemahan dan ketimpangan
yang masih ditemukan sehingga mendorong munculnya teori organisasi modern pada
1950.
Teori
organisasi modern ini kemudian dikenal dengan
nama “analisis sistem” atau “teori terbuka” yang memandang organisasi sebagai
satu kesatuan dari berbagai unsur yang saling bergantung. Beberapa perbedaan
mencolok antara teori modern dengan teori klasik adalah sebagai berikut.
- Teori organisasi klasik menitikberatkan pada analisis dan deskripsi, sementara teori organisasi modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan secara menyeluruh.
- Teori organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar, dan hubungan vertikal, sementara teori organisasi modern cenderung horizontal, dinamis, dan multidimensi.
Teori
Organisasi di Indonesia
Berdasarkan
teori organisasi yang elah dibeberkan di atas, kiranya ada sedikit kesulitan
untuk menentukan teori organisasi mana yang banyak dipakai di Indonesia. Namun,
secara kasat mana dapat penulis simpulkan bahwa organisasi-organisasi di
Indonesia saat ini banyak dipengaruhi oleh teori organisasi modern.
Organisasi
di Indonesia tidak menekankan analisis dan deskripsi sendiri-sendiri. Selain
itu, konsep dinamis, horizontal, dan multidemensi yang ditunjukkan sebagian
besar organisasi di Indonesia semakin memperkuat pandangan penulis bahwa teori
organisasi yang diterapkan di Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh teori
organisasi modern. Dan itulah yang kita alami sekarang.
Nah,
itulah sekelumit gambaran mengenai perkembangan atau lebih tepatnya evolusi
teori organisasi yang terjadi mulai dari awal hingga keberadaannya saat ini.
Untuk mencapai kesejahteraan bersama antara karyawan dan perusahaan dan
organisasi, maka teori-teori tersebut bisa diaplikasikan. Semoga tulisan ini
bisa menambah pemahaman Anda mengenai teori-teori organisasi.
Dan
semoga dengan semakin memahami masalah keorganisasian, kita kan semakin baik
dalam menata kehidupan. Itulah cara kita bersyukur kepada Tuhan yang telah
mengajarkan kita untuk pandai berpikir dan mengambil hikmah organisasi yang
telah dicontohkan oleh Tuhan di alam yang kita huni ini.
Referensi
: