Multimedia
Vaksinasi Pada Ungass
Unknown


  1.Vaksinasi NB ( Newcastle Desease) dan IB ( Infectious Bronhitis)
Vaksinasi ini bertujuan untuk menimbulkan kekebalan ayam terhadap infeksi ND dan IB. Pada area peternakan kami saat ini bukan merupakan daerah yang endemis ND maupun IB, namun karena letak peternakan kami berdekatan dengan peternakan yang lain, maka sebagai antisipasinya kami selalu melakukan vaksinasi ini. Kami melakukan vaksinasi ini dengan dua cara yaitu tetes mata dan injeksi intramuskular pada otot dada
A. Metode Tetes Mata 
Kami biasanya akan memberikan vaksin dengan metode tetes mata pada anak ayam usia 3 hari. Oleh karena itu, karton atau doos yang digunakan untuk pengemasan DOC dari breeder jangan buru-buru dibuang, karton ini digunakan untuk mengemas anak ayam sebelum dilakukan vaksinasi dan pada saat vaksinasi, anak ayam tersebut diambil dari karton satu persatu untuk dilakukan vaksinasi. Dengan demikian tidak ada anak ayam yang terlewati. Vaksin ini berupa serbuk yang dikemas di dalam vial. Pada saat penggunaan, tutup ampul dibuka  dan dicampur dengan diluent khusus yang dapat dibeli bersamaan dengan pembelian vaksin. Jangan langsung menuangkan seluruh diluent, cukup sebagian saja hingga vaksin tersebut larut dan kemudian lakukan pembilasan beberapa kali dengan sisa diluent. Botol diluent tersebut nantinya akan digunakan sebagai alat penetes mata.  Biasanya kami membeli vaksin ND + IB ini untuk 1000 dosis, dengan pengertian bahwa 1 ampul vaksin dapat digunakan untuk memvaksinasi 1000 anak ayam. Demikian pula dengan diluent yang digunakan juga untuk 1000 dosis.Anak ayam yang telah disiapkan sebelumnya, kami ambil seekor demi seekor dan kami lakukan vaksinasi dengan meneteskan vaksin ke salah satu mata anak ayam tersebut. Pada proses vaksinasi yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai vaksin tersebut habis terbuang karena vaksin terus menerus menetes akibat cara memegang botol pelarut (yang digunakan sebagai alat penetes) yang salah. Biasanya kami melakukan proses vaksinasi ini pada sore hari sekitar jam 17.00 WIB hingga selesai. Jika vaksin yang telah dicampurkan dengan diluent tidak habis terpakai, maka vaksin tersebut harus    dibuang atau dimusnahkan dan tidak dapat disimpan kembali.
B)   Metode injeksi intramuskuler
Metode ini biasanya kami lakukan pada ayam usia 30 dan 50 minggu. Vaksinasi ini hanya bersifat penggulangan atau booster terhadap vaksinasi yang telah dilakukan sebelumnya. Metode ini memerlukan alat  bantu berupa stroker dan selang khusus. Stroker ini merupakan alat suntik otomatis yang dapat kita atur berapa jumlah cairan yang akan kita suntikan. Memang alat ini cukup mahal harganya, namun dengan adanya alat ini vaksinasi akan lebih mudah untuk dilakukan. Sedangkan selang khusus merupakan selang penghubung antara botol penyimpan vaksin dan stoker. Biasanya selang ini didapatkan dari produsen vaksin. DSCN   Persiapan yang harus dilakukan adalah melarutkan vaksin dengan aqua destilata. Banyaknya aqua destilata tergantung dari dosis vaksin dan keinginan dari pelaku vaksinasi. Biasanya kami menggunakan 0.3 ml perdosis vaksin sehingga kami melarutkan vaksin untuk 1000 dosis dengan 300 ml aqua destilata. Pada table vaksinasi, kami gunakan 11/2 – 2 dosis untuk setiap ayam. Maksudnya adalah 1 ekor ayam kami suntik dengan dosis 11/2 kalinya  atau double dosis namun tetap menggunakan jumlah pelarut yang sama sehingga tetap menggunakan 300 ml aqua untuk 1500 atau 2000 dosis. Cara melarutkannya sangat mudah yaitu dengan memasukan vaksin ke aqua destilata yang telah diukur jumlahnya, kemudian kocok dan bilas ampul vaksin beberapa kali dengan aqua tersebut. Setelah semua siap, pasang selang pada botol aqua tersebut dengan menancapkan ujung selang yang mempunyai jarum khusus dan ujung pada belahan yang lain disambungkan pada stroker. Yang perlu diperhatikan pada pemasangan stroker adalah penyesuaian dosis pada alat tersebut, jika hanya menginginkan hanya 0,3 ml saja yang kita suntikan, maka alat tersebut juga harus kita set sehingga vaksin yang akan dikeluarkanpun 0,3 ml. Penyesuaian alat ini sangat mudah hanya dengan menyetel sekrup ulir pada ujung alat. DSCN Setelah semuanya siap, sekat kandang menjadi 2 bagian dengan menggunakan terpal. Seluruh ayam dikumpulkan pada salah satu sisi kandang. Pegang 5 ekor ayam sekaligus pada bagian kakinya dengan menggunakan satu tanggan dan usahakan agar dada ayam menghadap ke atas untuk memudahkan penyuntikkan. Penyuntikkan dilakukan pada dada ayam dengan hati-hati jangan sampai terlalu dekat dengan tulang dada dan jangan sampai tembus hingga mengenai hati. Biasanya kami menyuntikkan stroker dengan jarak ± 0,5-1 cm dari tulang dada  dengan arah suntikkan lebih mendatar. DSCN  Kami melakukan vaksinasi ini pada sore hari. Biasanya kami memulainya pukul 17.00 WIB hingga selesai. Jika pada musim kemarau dan pada pukul 17.00 WIB matahari masih bersinar kuat, botol larutan vaksin harus ditutup  dengan plastik hitam atau diletakkan di tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung yang dapat membuta vaksin tersebut menjadi tidak aktif atau rusak. Sisa vaksin yang masih ada harus segera dimusnahkan dan tidak dapat dipakai kembali.
C). Vaksinasi IB ( Infectius Bronhitis)
     Selain merupakan gabungan dengan ND, kami juga melakukan vaksinasi IB dengan memberikannya pada air minum. Vaksinasi ini kami berikan pada ayam umur 35 hari dan 13 minggu.  Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memuasakan air minum pada ayam yang akan divaksin. Caranya adalah ambil seluruh tempat minum 2 jam sebelum melakukan vaksinasi.  Setelah 2 jam kemudian, campurkan vaksin pada air minum ayam. Jumlah air minum yang dicampurkan jangan terlalu banyak, hanya cukup untuk jumlah ayam dalam kandang tersebut namun harus habis dalam waktu 2 jam setelah pemberian. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan vaksin akibat hawa panas sehingga tidak akan ada gunanya lagi.  Pemberian vaksin ini dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB. Pencampuran vaksin pada air minum dilakukan pada tempat yang teduh dan pada saat membawa ke kandang pastikan agar air minum tersebut tidak terpapar sinar matahari langsung  atau suhu yang tinggi karena dapat merusak vaksin.
D)  Vaksinasi  Newcastle Desease  Lasota
       Vaksin ND La Sota kami lakukan pada anak ayam umur 4 hari, 28 & 29 hari, hari ke 56 & 57, minggu ke 12 dan minggu ke 16. Metode pemberian vaksinasi ND La Sota ini ada 2 macam yaitu melalui air minum dan injeksi intramuskuler pada otot dada. Kami sengaja memberikan kedua metode tersebut pada hari ke 28 & 29 serta hari ke 56 & 57 hanya untuk memastikan bahwa kekebalan yang terbentuk dapat sempurna. Namun tidak menutup kemungkinan jika anda yang ingin mengadopsi program vaksinasi ini tidak memberikan vaksinasi ND metode air minum namun cukup dengan melakukan injeksi intramuskuler otot dada saja. Penjelasan mengenai kedua metode tersebut dapat dilihat pada vaksinasi ND + IB untuk injeksi intramuskuler sedangkan untuk metode air minum dapat dilihat pada vaksinasi IB
E).Vaksinasi Cocci 
Meskipun kebanyakan peternak tidak melakukan vaksinasi ini, namun kami tetap melakukannya untuk mencegah timbulnya berak darah pada ayam kami. Vaksinasi kami lakukan pada anak ayam berumur 5 hari. Metode pemberian vaksinasi  yang kami lakukan adalah penyemprotan pada pakan.  Seperti layaknya memberikan vaksinasi melalui air minum, anak-anak ayam ini juga dipuasakan makan  terlebih dahulu selama kurang lebih 2 jam sebelumnya. Alat yang perlu disiapkan adalah nampan pakan, gelas ukur dan alat semprot. Kemudian timbang pakan ayam hingga masing-masing ayam mendapat 10 gr/ekor. Biasanya untuk 1000 ekor anak ayam kami membagi pakan tersebut pada 15 nampan pakan dengan tujuan agar vaksin dapat mengenai pakan secara merata dan anak ayam tidak saling berebut dan semuanya mendapat pakan secara merata pula. Untuk persiapan vaksinasi, kami sediakan aqua destilata sebanyak 200 ml pada gelas ukur dan diberikan stabilizer yang akan mencegah penggumpalan vaksin saat dicampur ke dalam aqua. Jika stabilizer tersebut sudah tercampur dengan baik dan tidak terdapat bongkahan yang tersisa, campur vaksin cocci tersebut dan diaduk kembali hingga semuanya tercampur rata. Kemudian tambahkan aqua destilata hingga 500 ml, diaduk kembali dan larutan tersebut dimasukkan ke dalam alat penyemprot lalu disemprotkan secara merata ke seluruh pakan yang terdapat dalam nampan pakan. Ulangi penyemprotan tersebut beberapa kali pada nampan pakan yang sama hingga yakin benar bahwa seluruh pakan sudah terkena vaksin cocci. Nampan-nampan pakan tersebut diletakkan secara merata pada seluruh chickguard sehingga anak-anak ayam tersebut tidak berebut makanan. Pemberian vaksin cocci pada pakan ini kami lakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB dan seperti halnya vaksin yang lain, vaksin ini juga tidak boleh terpapar oleh sinar matahari secara langsung.
    F) Vaksinasi Gumoro
            Vaksin gumoro kami berikan pada anak ayam umur 16 dan 23 hari melalui air minum. Langkah-langkah yang dilakukan pun sama saja dengan vaksinasi IB. Kami sengaja memberikan pengulangan atau booster selang 1 minggu kemudian untuk mendapatkan kekebalan terhadap gumoro yang sempurna.
G).  Vaksinasi Coryza 
               Pada peternakan kami Snot merupakan masalah penyakit yang paling sering timbul. Menurut literature yang kami dapat, snot ini menyerang ayam pada umur 18-23 minggu, namun pada kenyataannya anak-anak ayam diberbagai usia dapat terinfeksi oleh snot. Setelah kami amati, snot yang menyerang peternakan kami biasanya terjadi pada anak ayam usia diatas 12 minggu. Oleh karenanya kami melakukan penjagaan yang ketat untuk anak ayam di bawah usia tersebut. Vaksinasi modifikasi kami berikan pada anak ayam usia 8/9 minggu dengan melakukan injeksi intramuskuler pada paha dengan dosis 0,2 cc/ekor. Kami melakukannya dengan menggunakan spuit dengan ukuran 1 cc karena mengingat paha anak ayam yang sangat kecil. Kami sengaja melakukan vaksinasi modifikasi ini dengan asumsi sebelum usia 12 minggu anak-anak ayam tersebut sudah mempunyai kekebalan terhadap snot. Pada saat vaksinasi, anak-anak ayam tersebut dipegang dengan posisi dada menghadap ke atas sehingga kedua kaki anak ayam menjadi bebas. Pelaku vaksinasi akan menarik salah satu kaki dan menyuntikkan vaksin pada paha bagian belakang. Penyuntikkan vaksin ini harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai mengenai tulang karena akan menyebabkan infeksi dan berakhir dengan kematian. Hasil yang kami dapatkan dengan modifikasi ini adalah angka kesakitan dan agka kematian akibat snot yang tadinya melanda peternakan kami dapat kami tekan sedemikian rupa sehingga dalam satu kandang dengan jumlah sekitar 300 ekor kami hanya menemukan sekitar 5 ekor yang menunjukkan gejala terserang snot. Dan satu hal yang menarik di sini, setelah kami berikan pengobatan dengan menggunakan injeksi intramuskuler atau menggunakan peroral, anak ayam tersebut cepat sekali kembali kekeadaan semula dan napsu makan anak ayam tersebut tetap normal selama sakit. Berbeda pada penyuntikkan ayam usia 17 minggu, penyuntikkan dilakukan dengan menggunakan stroker dengan dosis 1 cc/ekor. Cara memegang ayamnya pun juga berbeda karena pada ayam dewasa, pembantu vaksinasi akan memegang ayam pada kedua kakinya sehingga akan lebih memudahkan vaksinasi karena paha ayam-ayam tersebut sudah lebih “berdaging” dibandingkan dengan anak-anak ayam. DSCN Proses vaksinasi dilakukan pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB. Perlakuan terhadap botol vaksinpun sama, yaitu tidak boleh terpapar sinar matahari secara langsung dan suhu yang tinggi . Vaksin ini dikemas dalam botol plastik dengan ukuran 500 ml untuk 500-1000 dosis.                  
 H). Vaksinasi Fowl Pox 
Fowl Pox memang jarang terjadi, tetapi kami tetap melakukan vaksinasi karena kami tidak mau menanggung   resiko. Metode vaksinasi ini berbeda dengan yang lainnya yaitu dengan menusuk sayap ayam dengan menggunakan jarum khusus. (Metode vaksinasi dapat dilihat pada keterangan sebelumnya mengenai vaksinasi fowl pox) Pelaksanaan vaksinasi biasanya dilakukan pada sore hari pukul 17.00 WIB hingga selesai. Jika terdapat vaksin yang tersisa, vaksin tersebut harus dibuang  atau dimusnahkan. Demikian halnya dengan vaksin yang lain, vaksin ini juga tidak diperbolehkan terpapar sinar matahari langsung atau suhu yang tinggi.
       I).Vaksinasi ILT
  Cara vaksinasi sama seperti melakukan ND + IB tetes mata. Biasanya kami melakukan vaksinasi ini pada sore hari pukul 17.00 WIB. Demikian pula untuk vaksin ini, vaksin harus dijauhkan dari suhu yang tinggi atau terpapar sinar matahari langsung. Vaksin yang tersisa harus dibuang atau dimusnahkan
       J). Vaksinasi ND + IB + EDS (Vaksinasi Triple)
 Kami melakukan vaksinasi ini tepat sebelum ayam layer masuk ke kandang baterai yaitu pada usia 16 minggu. Cara vaksinasi sama dengan injeksi intramuskuler pada dada ayam (vaksin ND + IB pada ayam usia 30 dan 50 minggu).
   
       K). Vaksinasi AI (Flu Burung)
  Vaksin inilah yang menolong dari kematian ternak kami akibat flu burung di akhir tahun 2003. Pada saat kami mendengar terjangkitnya flu burung di Indonesia saat itu terjadi di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat khususnya daerah Legok, kami segera melakukan antisipasi dengan melakukan vaksinasi pada seluruh ayam yang kami punyai. Pada ayam yang telah siap masuk ke kandang baterai atau ayam indukan pada saat itu, kami lakukan injeksi intramuskuler pada otot dada sebanyak 0,5 ml. Sedangkan anak-anak ayam yang kami punyai semuanya kami suntik secara subcutan dengan dosis 0,2 ml. Beruntunglah antisipasi cepat kami jalankan karena peternakan-peternakan yang berada dekat dengan lingkungan kami mengalami kerugian yang luar biasa bahkan ada yang mengalami kebangkrutan karena seluruh ayamnya mati dalam waktu 3 hari!
Pada saat ini kami melakukan vaksinasi AI tergantung pada keadaan lingkungan sekitar kami, meskipun demikian, ayam di atas usia  12 minggu, ayam layer dan indukan telah kami vaksin seluruhnya dengan dosis 0,5 ml. Berbeda dengan anak-anak ayam, karena kami lebih menitik beratkan pada terjangkitnya snot sehingga kami lebih memprioritaskan vaksinasi snot terlebih dahulu.


 

Unknown

Hello Gaisss! Welcome To Blog Ferdi Pardomuan Girsang!!! And Thank You For You Already Visit Blog I'm