Multimedia
Asal -Usul dan Karakteristik Sapi Bali Indonesia
Unknown


Klasifikasi Sapi Bali

Family
: Bovidae
Sub Family
: Bovidae
Genus
: Bos
Spesies
: Bos Bibos / Bos Sondaicus
Spesies Lokal
: Bali-Cattle
Nama Lokal
: Sapi Bali

Asal Usul Sapi Bali
Sapi Bali merupakan keturunan Banteng ( Bos Bibos atau Bos Sondaicus) yang telah mengalami proses domestikasi selama berabad-abad. Banteng tersebut menurunkan hampir seluruh jenis sapi di Indonesia setelah mengalami persilangan dengan bangsa sapi lain, yang dimasukkan ke Indonesia seperti sapi Hissar, Ongole, dan lain-lain ketika orang-orang hindu datang ke Indonesia. Di Bali sapi ini diternakkan secara murni. Daerah penyebaran sapi Bali meliputi hampir seluruh propinsi di Indonesia. Disamping itu menurut Payne (1978) sapi bali juga pernah di ekspor ke Malaysia, Filipina, Hawai dan Australia.
Ciri-ciri
Bulu tubuh sapi Bali jantan berwarna hitam. Sedang bulu tubuh pada sapi betina berwarna merah bata. Tanda-tanda lainnya adalah adanya empat warna putih pada bagian belakang paha, warna putih pada pinggiran bibir atas, warna putih pada kaki bawah mulai dari tersus dan carpus sampai batas pinggir atas kuku. Warna bulu pada ujung ekor hitam, pada telinga putih, dan terdapat garis hitam yang jelas di sepanjang tulang punggung mulai dari belakang gumba sampai ke pangkal ekor yang disebut garis belut. Tidak dikehendaki adanya kelainan-kelainan warna bulu seperti tutul, panjat, crendang, moros, bulu ijin, dan sebagainya.
Kepala sapi jantan lebar dan paling lebar pada bagian dasar tanduk dengan garis profil lurus. Sedang pada sapi betina kepalanya berbentuk panjang, halus dan sempit dengan garis profil lurus. Tanduk pada sapi jantan tumbuh baik, warna hitam, dan yang paling baik tanduknya tidak congklok yaitu pertumbuhan tanduk mula-mula dari dasar sedikit keluar dan kebelakang lalu lalu membengkok keatas, kemudian pada ujungnya membengkok sedikit keluar. Sedang pada sapi betina tanduknya relatif  lebih pendek, kecil dan halus dari pada yang jantan.
Tansuk yang paling disukai disebut “manggulgangsa” yaitu pertumbuhan tanduk satu garis dengan dahi arah kebelakang, sedikit melengkung ke bawah dan pada ujungnya sedikit mengarah kebawah dan ke dalam. Leher pada sapi jantan kompak dan kuat dalam hubungannya dengan kepala dan tubuh. Pertautan dengan kepala sempit, dan pertautannya pada dada sangat lebar. Sapi betina lehernya lebih ramping dan harmonis dalam hubungannya dengan kepala dan badan.

Gumba baik pada sapi jantan maupun sapi betinatampak jelas, yang merupakan karakteristik kuat daripada sapi Bali. Ekor tertanam tinggi sampai kira-kira mencapai tumit. Dada cukup dalam dan lebar, tulang belakang kuat dengan kedudukan yang bagus dan pertumbuhan tubuh bagian depan lebih kuat daripada bagian belakang. Kulit pada umumnya halus dan kering. Pada sapi betina punggungnya relatif lebih pendek, tulang kemudinya tumbuh baik, lebar dan panjang.

Produksi dan Reproduksi
Umur pubertas
:
20 – 22 bulan
Berat rata-rata sapi siap kawin
:
165 – 170 kg
Persentase beranak / tahun
:
70 – 76 %
Jarak beranak
:
475 – 520 hari
Berat Badan
Berat lahir
:
12 kg
Berat sapih
:
20 – 75 kg
Umur 1 tahun
:
112,5 – 115 kg
Umur 2 tahun
:
Jantan  210 – 220 kg,


Betina  170 – 180 kg
Umur 5 tahun
:
Jantan  350 – 355 kg,


Betina  225 – 235 kg

Ukuran Tubuh Dewasa

 Lingkar dada
:
Jantan  180,4 – 181,4 cm,


Betina  158,6 – 160 cm
Tinggi Pundak
:
Jantan  122,3 – 126 cm,


Betina  105,4 – 114 cm
Panjang Badan
:
Jantan  125,6 – 134,8 cm,


Betina  117,2 – 118,4 cm

Standar mutu bibit Sapi Bali (SPI-NAK/01/43/1988)
Standar umum :
  1. Sapi bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti : cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.
  2. Semua sapi bibit betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing, serta tidak menunjukkan gejala kemandulan.
  3. Sapi bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada alat kelaminnya.
  4.  
Standar Khusus :
Warna


Betina
Berwarna merah, lutut kebawah berwarna putih, pantat putih berbentuk setengah bulan, garis belut pada punggung, ujung ekor hitam
Jantan
Berwarna hitam, lutut ke bawah berwarna putih, pantat putih berbentuk setengah bulan, ujung ekor hitam
Bentuk Badan


Betina
Bentuk kepala panjang, halus dan sempit, leher ramping
Jantan
Bentuk kepala lebar, leher kompak dan kuat, dada dalam dan lebar
Tanduk
Betina
Pendek kecil
Jantan
Tumbuh baik berwarna hitam
Tinggi Gumba
Sulsel
NTT
NTB
Betina



Minimal (cm)
102
102
102
Maksimal (cm)
104
104
104
Jantan



Minimal (cm)
113
115
115
Maksimal (cm)
115
117
118
Umur


Betina
18 sampai 24 bulan (maksimal ganti gigi 1 pasang)
Jantan
24 sampai 36 bulan (minimal ganti gigi 1 pasang, maksimal ganti gigi 2 pasang) 
 

Unknown

Hello Gaisss! Welcome To Blog Ferdi Pardomuan Girsang!!! And Thank You For You Already Visit Blog I'm